MANUSIA MONOPLURALIS
Hakikat manusia indonesia berdasarkan Pancasila menurut Prof.DR.Notonagoro ,SH bersifat monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a.susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
b.sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
c.kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.
Susunan kodrat monodualis jiwa dan raga . Jiwa manusia itu kekal. Jiwa didalamnya terkandung cipta, rasa, dan karsa, yang secara substansial menuntut keselarasan, keserasian, keseimbangan. Cipta, manusia mempunyai daya cipta yaitu daya manusia untuk berfikir, bernalar, mencipta, menggunakan akal budinya untuk berkarya. Rasa,perasaan manusia,manusia mempunyai daya untuk membedakan yang baik dan tidak baik, yang indah dan tidak indah. Karsa itu daya karsa, yaitu daya manusia untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu,cntuh seorang manusia itu berbeda dengan hewan, kera/monyet saat mau makan pisang, bertanya dalam hatinya ini pisang milik siapa, mau dibuat pisang goreng, kolak, keripik pisang dan sebagainya. Sedangkan seekor monyet makan pisang tanpa berfikir demikian.
Raga manusia itu fana, tidak kekal. Raga manusia didalamnya terkandung unsur benda mati, unsur tumbuh-tumbuhan, dan unsur hewani, yang secara substansial menuntut keselarasan, keserasian dan keseimbangan.
Susunan kodrat monodualis jiwa dan raga seperti itu dapat mendorong sikap dan perilaku manusia kearah tujuan yang sejalan dengan substansi sila-sila Pancasila, yaitu sikap dan perilaku bermoral pancasila Penerapan dalam perkembangan psikologis jiwa dan raga mempengaruhi perkembangan seseorang. Contoh: dalam Psikologi perkembangan anak , fase perkembangan anak menurut Sigmund freud diantaranya yaitu masa oral (0-2 tahun). Pada masa ini perkembangan jiwanya lebih cenderung memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Sedangkan perkembangan raganya akan terjadi seperti tumbuh gigi, bisa berjalan, tinggi badan yang bertambah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan fisik.
Manusia Sebagai Makhluk Individu Sebagai makhluk individu manusia harus memiliki kesadaran diri. realita, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi, mempunyai akal, perasaan, kehendak yang berbeda. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya, serta dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri
Manusia Sebagai Makhluk Sosial (Homo Socius) manusia tidak hidup dalam kesendirian.bersosialisasi dengan sesamanyaberhubungan dengan manusia lainkonsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatifpositif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Contoh sikapnya yaitu kekeluargaan dan kegotongroyongan. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainTanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 hasrat yaitu: 1).Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya( Masyarakat).2).Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
Manusia Sebagai makhluk pribadi mandiri dan makhluk Ciptaan Tuhan( Makhluk Religius). Sebagai makhluk Pribadi, manusia merupakan seorang pribadi yangdibekali akal budi ,perasaan dan kemauan yang bebas melakukan segala sesuatu sesuai dengan hak-haknya,mengelola alam semesta ini untuk kebaikan diri dan sesamanya. Maju tidaknya seorang manusia banyak ditentukan oleh pribadinya yang berbeda dengan pribadi yang lain.
Manusia Sebagai Ciptaan Tuhan, Manusia sehebat apapun, secerdas apapun , sekuat apapun hendaknya menyadari bahwa ia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, ia harus mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya kepada Tuhan setelah kehidupannya di dunia ini. Ia percaya bahwa Segala tindakan dalam hidupnya harus selaras dengan kehendakNya. Ia harus selalu menjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang melanggar perintah-perintahnya, dan melaksanakan apa saja yang diperintahkanNya.Sifat mono Dualis Manusia Sebagai makhluk pribadi mandiri dan makhluk Ciptaan Tuhan contohnya seorang mahasiswa yang mengerjakan ujian artinya dia sebagai makhluk pribadi mandiri. Tetapi disisi lain dia juga sebagai makhluk Tuhan, karena dibalik keberhasilannya itu dia juga memohon dan berdoa pada Tuhan akan kelancarannya. Dalam aspek psikologis mahasiswa yang sedang ujian itu ada proses belajar, ingatan, persepsi dan sensasi.
Manusia pada hakikatnya monopluralis,terdiri dari banyak unsur tetapi tetapi satu manusia itu sendiri. Manusialah menjadi pendukung utama sila-sila Pancasila.
Komentar
Posting Komentar