NEGARA KEBANGSAAN PANCASILA

Saya menjumpai Pengalaman hidup bersama warga di daerah saya tinggal saat masa kampanye pilkada putaran pertama, ada dua orang warga berbeda pendapat dan berbeda dukungan paslon gubernur, mereka hanyut dalam suatu diskusi panjang, yang pada akhirnya saling menjelekkan, setelah putaran kesatu pilkada selesai mereka masih kelihatan canggung, belum bertutur sapa layaknya yang lain, masih ada kekesalan dan kebencian. Ada beberapa tokoh agama yang berkhotbah di rumah ibadah dengan menerangkan akidah agamanya kemudian dibumbu-bumbui dengan aneka rasa yang berbau politik dan mungkin memang mengarah pada tujuan politik membuat sebagian yang mendengarkan menjadi gerah dan kurang simpatik. Menanggapi suasana perpolitikan yang semakin memanas ditingkat akar rumput, dan beberapa beberapa pelaksanaan pilkada di beberapa daerah telah mendorong kita untuk berefleksi sejenak tentang keberadaan kita. Banyak diantara kita yang gampang terprovokasi, saling menjelekkan atau merendahkan, dengan diajak berdemo padahal tidak mengetahui visi dan misinya ,yang penting memakai atribut keagamaan yang sama, bergabung dengan kelompok radikal agama tertentu karena mendengarkan tokoh agama tertentu yang berhasil memikatnya ,menyuarakan perlunya kesatuan umat seagama untuk membelaNya dari sikap dan tindakan yang dianggapnya salah yang tidak sepaham, dengan memojokkan dan tidak memberikan ruang gerak penganut umat agama yang lain telah melupakan bahwa negara kita adalah negara kebangsaan Pancasila. Tidakkah mereka belajar dari sejarah bahwa bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang dan berliku sejak jaman kerajaan-kerajaan Sriwijaya, Majapahit serta dijajah oleh bangsa asing selama tiga setengah abad tiga setengah tahun ? Tidakkah mereka memahami bahwa unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa, berbagai macam adat istiadat kebudayaan dan agama ? Tidakkah mereka paham bahwa wilayah negara kita bukan hanya jawa tetapi mereka berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri dari beribu-ribu pulau ? Mengapa mereka bisa bersatu dari keberanekaragaman ? Lupakah bahwa Mereka memandang keragaman bukanlah merupakan suatu perbedaan untuk dipertentangkan, melainkan perbedaan itu justru merupakan suatu daya penarik kearah suatu kerjasama persatuan dan kesatuan dalam suatu kesatuan, yang justru terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur ? Keberagaman itu indah, sebab bagaimana jikalau anggota tubuh semuanya ingin disamakan menjadi tangan, sementara mana yang menjadi kaki, mata atau rambut ? mana pula yang menjadi paru –paru danjantung kita ? Tubuh yang indah tercipta karena keragaman unsur yang mempunyai aneka macam fungsi.Sudah saatnya kita menjadi sadar bahwa pemaksaan paham mayoritas terhadap minoritas hanyalah akan menjadi suatu petaka bersama. Sebab sejarah telah membuktikan bahwa sintesa persatuan dan kesatuan tersebut kemudian dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang merupakan suatu kepribadian serta jiwa bersama yaitu Pancasila . Bangsa Indonesia membentuk suatu persekutuan hidup dengan mempersatukan keanekaragaman yang dimilikinya dalam suatu kesatuan integral yang disebut negara kebangsaan Pancasila. Bagi kita negara kebangsaan Pancasila , Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final. Tak perlu bagi kita membandingkan dengan negara –negara yang mengguknakan sistem dan pengaturan yang berbeda, misalnya negara komunis, negara sosialis, negara liberal, negara federal, negara dominion dan sebagainya. Tidaklah penting kita melihat rumput tetangga yang lebih hijau, tetapi lihatlah sawah dan ladang kita yang hijau, yang dipandang mereka lebih hijau dari miliknya, tetapi kita sendiri kurang menyadari bahwa milik kita hijau dan menarik.Kita olah sawah ladang kita dengan kesungguhan agar menjadi lebih hijau dan berbuah banyak. Semoga Damai dan sejahtera negeriku tercinta, negara kebangsaan Pancasila. Negara yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANCASILA DALAM ‘TRI PRAKARA’

MANUSIA MONOPLURALIS

TRIDHARMA PERBURUHAN, SEBUAH HUBUNGAN PERBURUHAN PANCASILA