PANCASILA BANYAK DILANGGAR.

Dewasa ini, Pelanggaran terhadap Pancasila hampir terjadi setiap hari . Tidak hanya rakyat kebanyakan tetapi juga banyaknya oknum pejabat. Pelanggaran-pelanggaran itu terutama pelanggaran Pancasila dalam konteks Pancasila Krama. Adanya pembunuhan,kekerasan dalam rumah tangga, masalah narkoba dimana-mana, perceraian suami istri karena perselingkuhan, pelanggaran aturan,korupsi dan bermacam norma-norma kehidupan. Pelanggaran Pancasila yang merendahkan harkat dan martabat manusia ada dimana-mana.
Secara etimologi atau asal-usul katanya , kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang mengandung dua suku kata, yaitu panca dan syila. Panca berarti lima dan syila mempunyaiartisatusendi, dasar, alas atau asas. Maka Pancasila dapat diartikan berbatu sendi lima, atau lima tingkah laku utama, atau pelaksanaan lima kesusilaan Pancasyila Krama)
Ditinjau dari segi kesejarahan (historis), istilah Pancasila pertama kali ditemukan dalam agama Budha. Dalam Kitab Tri Pitaka Pancasila diartikan sebagai lima aturan kesusilaan yang dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh penganut agama Buddha. Dalam Kitab Vinaya Pitaka, disebut ada lima pantangan atau lima larangan yang wajib dihindari oleh setiap pemeluk Budha, yaitu: menghindari pembunuhan, menghindari pencurian, menghindari perzinaan, menghindari kebohongan, menghindari makanan dan minuman yang memabukkan yang menyebabkan ketagihan.
Pancasila Buddhis isinya sebagai berikut
1. Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan.
2. Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
3. Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila.
4. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar /berbohong, berdusta, fitnah, omongkosong.
5. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan.
Dalam bahasa Pali, sila-sila ini adalah sebagai berikut:
1. Pānātipātā veramani sikkhapadam samādiyāmi
2. Adinnādānā veramani sikkhapadam samādiyāmi
3. Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi
4. Musāvāda veramani sikkhapadam samādiyāmi
5. Surāmeraya majjapamādatthānā veramani sikkhapadam samādiyāmi
Masuknya agama Buddha ke Indonesia turut membawa ajaran Pancasila tersebut. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk istilah Pancasila dimasukkan dalam kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca. Dalam buku tersebut dituliskan “Yatnanggegwani Pancasyiila Kertasangskarbhisekaka Krama” yang artinya Raja menjalankan ke lima pantangan (Pancasila) dengan setia.
Istilah Pancasila juga dapat kita jumpai dalam sebuah kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Dalam buku itu terdapat istilah Pancasila yang diartikan sebagai pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu:
• Tidak boleh melakukan kekerasan
• Tidak boleh mencuri
• Tidak boleh berwatak dengki
• Tidak boleh berbohong
• Tidak boleh mabuk minuman keras.
Dalam budaya jawa dalam perkembangannya terdapat ajaran ‘Ma Limo”
Ojo Mateni (jangan menghilangkan nyawa orang lain)
Ojo Main (jangan berjudi)
Ojo Mabuk (jangan minum-minuman keras, narkoba
Ojo Medok (jangan main perempuan, berganti-ganti pasangan perempuan)
Ojo Maling (jangan mengambil barang milik orang lain)
Patokan “Wewaler “ini sudah ada sejak dahulu, dinasehatkan oleh nenek moyang bangsa ini , tetapi bangsa ini kurang mendengarkan pesan dan ajarannya. Semoga kita bangsa Indonesia makin hari makin sadar akan banyaknya ajaran mulia nenek moyang kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANCASILA DALAM ‘TRI PRAKARA’

MANUSIA MONOPLURALIS

TRIDHARMA PERBURUHAN, SEBUAH HUBUNGAN PERBURUHAN PANCASILA