PENGENDALIAN DIRI PANGKAL TOLAK PENGAMALAN PANCASILA
Pengendalian diri, self control merupakan kemampuan mengolah diri dalam mengendalikan perilaku dan kata kata untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan.Pengendalian diri (self control) sebagai keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Salah satu cara pengendalian diri adalah dengan puasa. Puasa menurut agama-agama merupakan cara pengendalian diri manusia merupakan pangkal tolak pengamalan Pancasila.Maka baiklah kita belajar bagaimana aturan berpuasa menurut agama hindu di Indonesia .
Menurut etimologinya ,Puasa berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat atau mendekat , dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Maka Upawasa atau puasa artinya mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Esa. Puasa itu tidak sekedar menahan haus dan lapar, tidak untuk merasakan bagaimana menjadi orang miskin dan serba kekurangan, dan tidak untuk menghapus dosa dengan janji surga. Puasa itu untuk mengendalikan mengendalikan keinginan ( napsu Indria) . Indria haruslah berada dibawah kemurnian dan kesempurnaan pikiran. Daya cipta/ pikiran, perasaan dan kehendak berada dibawah kesadaran budhi. Jika indria kita terkendali karena diarahkan oleh pikiran yang terkendali pula maka kita akan dekat dengan kesucian, dekat dengan keilahian Tuhan !
Apa saja Jenis-jenis puasa dalam agama Hindu : Puasa (Upawasa) yang wajib (diharuskan) ? Siwaratri, Nyepi, Purnama dan tilem, Tapta krcchra vratam.
• Siwaratri jatuh setiap panglong ping 14 Tilem kapitu atau Prawaning Tilem Kapitu, yaitu sehari sebelum tilem. Puasa total tidak makan dan minum apapun dimulai sejak matahari terbit sampai dengan matahari terbenam.
• Nyepi jatuh pada penanggal ping pisan sasih kedasa (lihat kalender ketika libur nasional). Puasa total tidak makan dan minum apapun dimulai ketika fajar hari itu sampai fajar keesokan harinya (ngembak gni).
• Purnama dan tilem, puasa tidak makan atau minum apapun dimulai sejak fajar hari itu hingga fajar keesokan harinya.
• Puasa untuk menebus dosa dinamakan dalam Veda Smrti untuk Kaliyuga: Parasara Dharmasastra, sebagai “Tapta krcchra vratam” adalah puasa selama tiga hari dengan tingkatan puasa: minum air hangat saja, susu hangat saja, mentega murni saja tanpa makan dan minum sama sekali.
Pilihan ditentukan oleh jenis dosa yang dilakukan: membunuh binatang, membunuh/ mencederai sapi, hubungan kelamin terlarang (zina), makan makanan terlarang, membunuh manusia, dll.
Adakah Puasa yang tidak wajib ? puasa yang dilaksanakan di luar ketentuan di atas, yang sifatnya tidak diharuskan misalnya pada hari-hari suci: odalan, anggara kasih, dan buda kliwon. Puasa ini diserahkan pada kebijakan masing-masing, apakah mau siang hari saja atau satu hari penuh. Dengan pengertian bahwa pergantian hari menurut Hindu adalah sejak fajar sampai fajar besoknya; bukan jam 00 atau jam 12 tengah malam. Jadi bukan jam enam pagi hingga jam enam sore. Berbeda dengan puasa umat islam, Puasa dilakukan selama satu bulan penuh menjelang datangnya hari raya Idul fitri. Kaum muslimin diseluruh dunia berpuasa dengan cara tidak makan dan minum dari Pagi hari atau tepatnya Subuh sampai dengan datangnya azan Maghrib yang datang disore hari.
Dalam Hindu, Puasa berkaitan dengan upacara tertentu, misalnya setelah mawinten atau mediksa, puasa selama tiga hari hanya dengan makan nasi kepel dan air kelungah nyuhgading.Puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu sedang bersamadhi, meditasi, sedang memohon petunjuk kepada Hyang Widhi, setiap saat (tidak berhubungan dengan hari rerainan) dan jenis puasa tentukan sendiri apakah total (tidak makan dan minum sama sekali) selama 1 hari 1 malam atau seberapa mampunya.
Memulai puasa dengan upacara sederhana yaitu menghaturkan canangsari kalau bisa dengan banten pejati memohon pesaksi serta kekuatan dari Hyang Widhi. Mengakhiri puasa dengan sembahyang juga banten yang sama. Makanan sehat yang digunakan sebelum dan setelah puasa terdiri dari unsur-unsur: beras (nasi) dengan sayur tanpa bumbu keras, buah-buahan, susu, madu dan mentega. Makanan yang dianjurkan dan dilarang bagi umat Hindu ada dalam Manawa Dharmasastra buku ke V. Tidak ada perbedaan puasa antara laki dan perempuan. Hanya saja Wanita yang sedang haid ada dalam keadaan cuntaka, jadi tidak boleh berpuasa.
Bukankah itu merupakan bentuk pengendalian diri serorang individu ? Pengendalian diri untuk tidak makan, tidak melakukan sesuatu, untuk tidak melakukan hal-hal yang negatip adalah pangkal tolak pengamalan Pancasila.
Komentar
Posting Komentar